Senin, 06 Juli 2009

Pola transportasi makro dinilai belum efektif

JAKARTA: Pola transportasi makro di DKI Jakarta dinilai belum menyentuh rencana pembangunan Kawasan Sentra Primer Baru (KSPB) di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Sehingga berpotensi memperparah kemacetan lalu lintas di kawasan sekitarnya.Yayat Supriatna, Planolog Universitas Trisakti, mengatakan KSPB Timur dan KSPB Barat selain untuk mengendalikan pembangunan ke daerah resapan air di Jakarta Selatan juga menjadi alternatif pengembangan sentara bisnis, setelah segitiga emas Jalan Sudirman-Thamrin, Rasuna Said, dan Gatot Subroto mencapai titik jenuh."Tidak lama lagi KSPB Timur dan KSPB Barat sangat sibuk sebagai sentra bisnis dan niaga yang terus berkembang, tetapi perencanaan transportasi massalnya jalur timur-barat itu belum terlihat jelas dalam pola transportasi makro di DKI," ungkapnya akhir pekan lalu.Dia menjelaskan perencanaan sistem transportasi massal lintas timur-barat Jakarta yang juga menjadi akses bagi KSPB Timur dan KSPB Barat tidak boleh diabaikan agar tidak menimbulkan masalah lalu lintas dan angkutan yang lebih parah.Manurut Yayat, tanda-tanda akan terjadinya suatu kondisi lalu lintas dan angkutan umum yang lebih parah sudah terlihat mulai dari tingkat kepadatan angkutan umum dan simpul kemacetan yang terjadi di persimpangan antara lain di Cawang, Pancoran, Rasuna Said, Semanggi, Slipi, Tomang, dan Grogol.Dia memperingatkan jika Pemprov DKI tidak segera mengatasi, masalah transportasi dan kemacetan lalu lintas di lintas timur-barat itu akan menjadi lebih parah setelah nanti KSPB Timur dan KSPB Barat berkembang seperti di kawasan segi tiga emas.Adapun dasar hukum pembentukan KSPB Timur dan Barat itu berupa Instruksi Gubernur DKI No.4228/VII/1984 tentang Pengamanan rencana lokasi sentra primer baru di timur dan barat, tertanggal 30 Juli 1984.Yayat mengatakan transportasi massal pada lintasan timur-barat yang telah dibangun baru jaringan busway Transjakarta yang infrastrukturnya relatif telah siap sejak tahun lalu, tetapi hingga kini belum jelas kapan akan dioperasikan.Jaringan busway transjakarta itu, lanjutnya, agar menjadi bagian dari pola transportasi makro di Jakarta yang mengintegrasikan seluruh moda angkutan umum massal, seperti busway, mass rapid transit, dan kereta api lingkar.
Oleh Nurudin Abdullah
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: